Doa Kafaratul Majelis (Penghapus Dosa Majelis)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik.

Artinya:

Maha Suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.

Tentang Doa:

HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. HR. Tirmidzi no. 3433. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiratnya), maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu: (doa di atas), maka diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.” Doa ini disebut sebagai doa Kafaratul Majelis (penghapus dosa majelis) atau Khatimah Majelis (penutup majelis), karena doa ini menjadi penghapus dosa bagi orang yang ikut duduk dalam majelis itu. Doa ini menjadi penghapus dosa, karena isinya pengakuan terhadap tauhid dan permohonan ampun kepada Allah. Ibnu Rajab mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhiri majelis beliau dengan doa kafaratul majelis dan beliau perintahkan agar semua majelis diakhiri dengan doa itu. Beliau juga mengabarkan, bahwa jika majelis itu sia-sia maka doa ini menjadi kafarah baginya. Doa ini juga diriwayatkan dari sekelompok sahabat.” (Fathul Bari, 3/345). Doa ini diucapkan ketika akan berpisah atau akan selesai dari suatu majelis. Majelis ini tidak mesti dengan duduk-duduk. Pokoknya setiap pembicaraan atau obrolan biasa apalagi diyakini ada perkataan sia-sia yang terucap, maka doa kafaratul majelis sangat dianjurkan untuk dibaca. Jika suatu majelis atau tempat obrolan yang membicarakan hal akhirat maupun hal dunia, lantas di dalamnya tidak terdapat dzikir pada Allah, sungguh sangat merugi. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap kaum yang bangkit dari majelis yang tidak ada dzikir pada Allah, maka selesainya majelis itu seperti bangkai keledai dan hanya menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, no. 4855; Ahmad, 2: 389. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Tentu kita tidak mau menjadi orang yang merugi dalam setiap waktu kita. Karenanya, jadikanlah akhir majelis dengan istighfar dan bacaan doa kafaratul majelis. Hadits lain terkait doa ini: Dari Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan ketika di akhir (pertemuan) ketika beliau akan bangun dari majelis: (doa di atas). Lantas ada seseorang yang berkata, ‘Wahai Rasulullah, engkau mengucapkan ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya.’ Beliau menjawab, ‘Itu adalah kafarat bagi dosa yang terjadi selama di dalam majelis.’ (HR. Abu Daud, Al-Hakim Abu ‘Abdillah dalam Al-Mustadrak dari riwayat ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dan ia mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih). [HR. Abu Daud no. 4859, Ahmad 4:425. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan]. Sumber: https://rumaysho.com/17134-doa-kafaratul-majelis.html, https://rumaysho.com/13241-keutamaan-doa-kafaratul-majelis.html dan https://konsultasisyariah.com/24008-baca-dzikir-ini-agar-tidak-menyesal.html

Bagikan Doa: