Al-Mu'minun - المؤمنون
Orang-Orang Mukmin - 118 ayat - Mekahqad aflaḥal-mu'minūn(a).
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
allażīna hum fī ṣalātihim khāsyi‘ūn(a).
(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,
wal-lażīna hum anil-lagwi muriḍūn(a).
dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,
wal-lażīna hum liz-zakāti fā‘ilūn(a).
dan orang yang menunaikan zakat,
wal-lażīna hum lifurūjihim ḥāfiẓūn(a).
dan orang yang memelihara kemaluannya,
illā ‘alā azwājihim au mā malakat aimānuhum fa innahum gairu malūmīn(a).
kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela.
famanibtagā warā'a żālika fa ulā'ika humul-‘ādūn(a).
Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
wal-lażīna hum li'amānātihim wa ‘ahdihim rā‘ūn(a).
Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,
wal-lażīna hum ‘alā ṣalawātihim yuḥāfiẓūn(a).
serta orang yang memelihara salatnya.
ulā'ika humul-wāriṡūn(a).
Mereka itulah orang yang akan mewarisi,
allażīna yariṡūnal-firdaus(a), hum fīhā khālidūn(a).
(yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
wa laqad khalaqnal-insāna min sulālatim min ṭīn(in).
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Ṡumma ja‘alnāhu nuṭfatan fī qarārim makīn(in).
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Ṡumma khalaqnan-nuṭfata ‘alaqatan fa khalaqnal-‘alaqata muḍgatan fa khalaqnal-muḍgata ‘iẓāman fa kasaunal-‘iẓāma laḥmā(n), ṡumma ansya'nāhu khalqan ākhar(a), fa tabārakallāhu aḥsanul-khāliqīn(a).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
Ṡumma innakum ba‘da żālika lamayyitūn(a).
Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati.
Ṡumma innakum yaumal-qiyāmati tub‘aṡūn(a).
Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat.
wa laqad khalaqnā fauqakum sab‘a ṭarā'iq(a), wa mā kunnā ‘anil-khalqi gāfilīn(a).
Dan sungguh, Kami telah menciptakan tujuh (lapis) langit di atas kamu, dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami).
wa anzalnā minas-samā'i mā'am biqadarin fa askannāhu fil-arḍ(i), wa innā ‘alā żahābim bihī laqādirūn(a).
Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya.
fa ansya'nā lakum bihī jannātim min nakhīliw wa a‘nāb(in), lakum fīhā fawākihu kaṡīratuw wa minhā ta'kulūn(a).
Lalu dengan (air) itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur; di sana kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari (buah-buahan) itu kamu makan,
wa syajaratan takhruju min ṭūri sainā'a tambutu bid-duhni wa ṣibgil lil-ākilīn(a).
dan (Kami tumbuhkan) pohon (zaitun) yang tumbuh dari gunung Sinai, yang menghasilkan minyak, dan bahan pembangkit selera bagi orang-orang yang makan.
wa inna lakum fil-an‘āmi la‘ibrah(tan), nusqīkum mimmā fī buṭūnihā wa lakum fīhā manāfi‘u kaṡīratuw wa minhā ta'kulūn(a).
Dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan sebagian darinya kamu makan,
wa ‘alaihā wa ‘alal-fulki tuḥmalūn(a).
di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu diangkut.
wa laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī fa qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).
Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
fa qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī mā hāżā illā basyarum miṡlukum, yurīdu ay yatafaḍḍala ‘alaikum, wa lau syā'allāhu la'anzala malā'ikah(tan), mā sami‘nā bihāżā fī ābā'inal-awwalīn(a).
Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu.
in huwa illā rajulum bihī jinnatun fa tarabbaṣū bihī ḥattā ḥīn(in).
Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.”
qāla rabbinṣurnī bimā każżabūn(i).
Dia (Nuh) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.”
fa auḥainā ilaihi aniṣna‘il-fulka bi'a‘yuninā wa waḥyinā fa iżā jā'a amrunā wafārat-tannūr(u), fasluk fīhā min kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa ‘alaihil-qaulu minhum, wa lā tukhāṭibnī fil-lażīna ẓalamū, innahum mugraqūn(a).
Lalu Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.
fa iżastawaita anta wa mam ma‘aka ‘alal-fulki fa qulil-ḥamdu lillāhil-lażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim.”
wa qur rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn(a).
Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.”
inna fī żālika la'āyātiw wa in kunnā lamubtalīn(a).
Sungguh, pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah); dan sesungguhnya Kami benar-benar menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu).
Ṡumma ansya'nā mim ba‘dihim qarnan ākharīn(a).
Kemudian setelah mereka, Kami ciptakan umat yang lain (kaum ‘Ad).
fa arsalnā fīhim rasūlam minhum ani‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), afalā tattaqūn(a).
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
wa qālal-mala'u min qaumihil-lażīna kafarū wa każżabū biliqā'il-ākhirati wa atrafnāhum fil-ḥayātid-dun-yā, mā hāżā illā basyarum miṡlukum, ya'kulu mimmā ta'kulūna minhu wa yasyrabu mimmā tasyrabūn(a).
Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia, “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.”
wa la'in aṭa‘tum basyaram miṡlakum innakum iżal lakhāsirūn(a).
Dan sungguh, jika kamu menaati manusia seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi.
aya‘idukum annakum iżā mittum wa kuntum turābaw wa ‘iẓāman annakum mukhrajūn(a).
Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)?
haihāta haihāta limā tū‘adūn(a).
Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu,
in hiya illā ḥayātunad-dun-yā namūtu wa naḥyā wa mā naḥnu bimab‘ūṡīn(a).
(kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi),
in huwa illā rajuluniftarā ‘alallāhi każibaw wa mā naḥnu lahū bimu'minīn(a).
Dia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan kita tidak akan mempercayainya.
qāla rabbinṣurnī bimā każżabūn(i).
Dia (Hud) berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku.”
qāla ‘ammā qalīlil layuṣbiḥunna nādimīn(a).
Dia (Allah) berfirman, “Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.”
fa akhażathumuṣ-ṣaiḥatu bil-ḥaqqi fa ja'alahum guṡā'ā(n), fa bu‘dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim.
Ṡumma ansya'nā mim ba‘dihim qurūnan ākharīn(a).
Kemudian setelah mereka Kami ciptakan umat-umat yang lain.
mā tasbiqu min ummatin ajalahā wa mā yasta'khirūn(a).
Tidak ada satu umat pun yang dapat menyegerakan ajalnya, dan tidak (pula) menangguhkannya.
Ṡumma arsalnā rusulanā tatrā, kullamā jā'a ummatar rasūluhā każżabūhu fa atba‘nā ba‘ḍahum ba‘ḍaw wa ja‘alnāhum aḥādīṡ(a), fa bu‘dal liqaumil lā yu'minūn(a).
Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakannya, maka Kami silihgantikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi manusia). Maka kebinasaanlah bagi kaum yang tidak beriman.
Ṡumma arsalnā mūsā wa akhāhu hārūn(a), bi'āyātinā wa sulṭānim mubīn(in).
Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata,
ilā fir‘auna wa mala'ihī fastakbarū wa kānū qauman ‘ālīn(a).
kepada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka angkuh dan mereka memang kaum yang sombong.
fa qālū anu'minu libasyaraini miṡlinā wa qaumuhumā lanā ‘ābidūn(a).
Maka mereka berkata, “Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”
fa każżabūhumā fa kānū minal-muhlakīn(a).
Maka mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka termasuk orang yang dibinasakan.
wa laqad ātainā mūsal-kitāba la‘allahum yahtadūn(a).
Dan sungguh, telah Kami anugerahi kepada Musa Kitab (Taurat), agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.
wa ja‘alnabna maryama wa ummahū āyataw wa āwaināhumā ilā rabwatin żāti qarāriw wa ma‘īn(in).
Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir.
yā ayyuhar-rusulu kulū minaṭ-ṭayyibāti wa‘malū ṣāliḥā(n), innī bimā ta‘malūna ‘alīm(un).
Allah berfirman, “Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik, dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
wa inna hāżihī ummatukum ummataw wāḥidataw wa ana rabbukum fattaqūn(i).
Dan sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.”
fa taqaṭṭa‘ū amrahum bainahum zuburā(n), kullu ḥizbim bimā ladaihim fariḥūn(a).
Kemudian mereka terpecah belah dalam urusan (agama)nya menjadi beberapa golongan. Setiap golongan (merasa) bangga dengan apa yang ada pada mereka (masing-masing).
fa żarhum fī gamratihim ḥattā ḥīn(in).
Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai waktu yang ditentukan.
ayaḥsabūna annamā numidduhum bihī mim māliw wabanīn(a).
Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa),
nusāri‘u lahum fil-khairāt(i), bal lā yasy‘urūn(a).
Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.
innal-lażīna hum min khasy-yati rabbihim musyfiqūn(a).
Sungguh, orang-orang yang karena takut (azab) Tuhannya, mereka sangat berhati-hati,
wal-lażīna hum bi'āyāti rabbihim yu'minūn(a).
dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya,
wal-lażīna hum birabbihim lā yusyrikūn(a).
dan mereka yang tidak mempersekutukan Tuhannya,
wal-lażīna yu'tūna mā ātaw wa qulūbuhum wajilatun annahum ilā rabbihim rāji‘ūn(a).
dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya,
ulā'ika yusāri‘ūna fil-khairāti wa hum lahā sābiqūn(a).
mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya.
wa lā nukallifu nafsan illā wus‘ahā, wa ladainā kitābuy yanṭiqu bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamūn(a).
Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).
bal qulūbuhum fī gamratim min hāżā wa lahum a‘mālum min dūni żālika hum lahā ‘āmilūn(a).
Tetapi, hati mereka (orang-orang kafir) itu dalam kesesatan dari (memahami Al-Qur'an) ini, dan mereka mempunyai (kebiasaan banyak mengerjakan) perbuatan-perbuatan lain (buruk) yang terus mereka kerjakan.
Ḥattā iżā akhażnā mutrafīhim bil-‘ażābi iżā hum yaj'arūn(a).
Sehingga apabila Kami timpakan siksaan kepada orang-orang yang hidup bermewah-mewah di antara mereka, seketika itu mereka berteriak-teriak meminta tolong.
lā taj'arul-yaum(a), innakum minnā lā tunṣarūn(a).
Janganlah kamu berteriak-teriak meminta tolong pada hari ini! Sungguh, kamu tidak akan mendapat pertolongan dari Kami.
qad kānat āyātī tutlā ‘alaikum fa kuntum ‘alā a‘qābikum tankiṣūn(a).
Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al-Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu, tetapi kamu selalu berpaling ke belakang,
mustakbirīn(a), bihī sāmiran tahjurūn(a).
dengan menyombongkan diri dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya (Al-Qur'an) pada waktu kamu bercakap-cakap pada malam hari.
afalam yaddabbarul-qaula am jā'ahum mā lam ya'ti ābā'ahumul-awwalīn(a).
Maka tidakkah mereka menghayati firman (Allah), atau adakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka terdahulu?
am lam ya‘rifū rasūlahum fahum lahū munkirūn(a).
Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka (Muhammad), karena itu mereka mengingkarinya?
am yaqūlūna bihī jinnah(tun), bal jā'ahum bil-ḥaqqi wa akṡaruhum lil-ḥaqqi kārihūn(a).
Atau mereka berkata, “Orang itu (Muhammad) gila.” Padahal, dia telah datang membawa kebenaran kepada mereka, tetapi kebanyakan mereka membenci kebenaran.
wa lawittaba‘al-ḥaqqu ahwā'ahum lafasadatis-samāwātu wal-arḍu wa man fīhinn(a), bal ataināhum biżikrihim fahum ‘an żikrihim mu‘riḍūn(a).
Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
am tas'aluhum kharjan fa kharāju rabbika khair(un), wa huwa khairur-rāziqīn(a).
Atau engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka? Sedangkan imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia pemberi rezeki yang terbaik.
wa innaka latad‘ūhum ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Dan sesungguhnya engkau pasti telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus.
wa innal-lażīna lā yu'minūna bil-ākhirati ‘aniṣ-ṣirāṭi lanākibūn(a).
Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat benar-benar telah menyimpang jauh dari jalan (yang lurus).
wa lau raḥimnāhum wa kasyafnā mā bihim min ḍurril lalajjū fī ṭugyānihim ya‘mahūn(a).
Dan seandainya mereka Kami kasihani, dan Kami lenyapkan malapetaka yang menimpa mereka, pasti mereka akan terus-menerus terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
wa laqad akhażnāhum bil-‘ażābi famastakānū lirabbihim wa mā yataḍarra‘ūn(a).
Dan sungguh Kami telah menimpakan siksaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mau tunduk kepada Tuhannya, dan (juga) tidak merendahkan diri.
Ḥattā iżā fataḥnā ‘alaihim bāban żā ‘ażābin syadīdin iżā hum fīhi mublisūn(a).
Sehingga apabila Kami bukakan untuk mereka pintu azab yang sangat keras, seketika itu mereka menjadi putus asa.
wa huwal-lażī yuḥyī wa yumītu wa lahukhtilāful-laili wan-nahār(i), afalā ta‘qilūn(a).
Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.
bal qālū miṡla mā qālal-awwalūn(a).
Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
qālū a'iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a'innā lamab‘ūṡūn(a).
Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang. Tidakkah kamu mengerti?
laqad wu‘idnā naḥnu wa ābā'unā hāżā min qablu in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a).
Bahkan mereka mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang terdahulu.
qālū a'iżā mitnā wa kunnā turābaw wa ‘iẓāman a'innā lamab‘ūṡūn(a).
Mereka berkata, “Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
laqad wu‘idnā naḥnu wa ābā'unā hāżā min qablu in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a).
Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!”
qul limanil-arḍu wa man fīhā in kuntum ta‘lamūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah bumi, dan semua yang ada di dalamnya, jika kamu mengetahui?”
sayaqūlūna lillāh(i), qul afalā tażakkarūn(a).
Mereka akan menjawab, “Milik Allah.” Katakanlah, “Maka apakah kamu tidak ingat?”
qul mar rabbus-samāwātis-sab‘i wa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm(i).
Katakanlah, “Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang memiliki ‘Arsy yang agung?”
sayaqūlūna lillāh(i), qul afalā tattaqūn(a).
Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”
qul mam biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa huwa yujīru wa lā yujāru ‘alaihi in kuntum ta‘lamūn(a).
Katakanlah, “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan segala sesuatu. Dia melindungi, dan tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab-Nya), jika kamu mengetahui?”
sayaqūlūna lillāh(i), qul fa annā tusḥarūn(a).
Mereka akan menjawab, “(Milik) Allah.” Katakanlah, “(Kalau demikian), maka bagaimana kamu sampai tertipu?”
bal ataināhum bil-ḥaqqi wa innahum lakāżibūn(a).
Padahal Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, tetapi mere-ka benar-benar pendusta.
mattakhażallāhu miw waladiw wa mā kāna ma‘ahū min ilāhin iżal lażahaba kullu ilāhim bimā khalaqa wa la‘alā ba‘ḍuhum ‘alā ba‘ḍ(in), subḥānallāhi ‘ammā yaṣifūn(a).
Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
‘Ālimil-gaibi wasy-syahādati fa ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).
(Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak. Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan.
qur rabbi immā turiyannī mā yū‘adūn(a).
Katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, seandainya Engkau hendak memperlihatkan kepadaku apa (azab) yang diancamkan kepada mereka,
rabbi falā taj‘alnī fil-qaumiẓ-ẓālimīn(a).
Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku dalam golongan orang-orang zalim.”
wa innā ‘alā an nuriyaka mā na‘iduhum laqādirūn(a).
Dan sungguh, Kami kuasa untuk memperlihatkan kepadamu (Muhammad) apa yang Kami ancamkan kepada mereka.
idfa‘ bil-latī hiya aḥsanus-sayyi'ah(ta), naḥnu a‘lamu bimā yaṣifūn(a).
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah).
wa qur rabbi a‘ūżu bika min hamazātisy-syayāṭīn(i).
Dan katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan,
wa a‘ūżu bika rabbi ay yaḥḍurūn(i).
dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.”
Ḥattā iżā jā'a aḥadahumul-mautu qāla rabbirji‘ūn(i).
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),
la‘allī a‘malu ṣāliḥan fīmā taraktu kallā, innahā kalimatun huwa qā'iluhā, wa miw warā'ihim barzakhun ilā yaumi yub‘aṡūn(a).
agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.
fa iżā nufikha fiṣ-ṣūri falā ansāba bainahum yauma'iżiw wa lā yatasā'alūn(a).
Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya.
faman ṡaqulat mawāzīnuhū fa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
wa man khaffat mawāzīnuhū fa ulā'ikal-lażīna khasirū anfusahum fī jahannama khālidūn(a).
Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam
talfaḥu wujūhahumun-nāru wa hum fīhā kāliḥūn(a).
Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat.
alam takun āyātī tutlā ‘alaikum fa kuntum bihā tukażżibūn(a).
Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu, tetapi kamu selalu mendustakannya?
qālū rabbanā galabat ‘alainā syiqwatunā wa kunnā qauman ḍāllīn(a).
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang sesat.
rabbanā akhrijnā minhā fa in ‘udnā fa innā ẓālimūn(a).
Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.”
qālakhsa'ū fīhā wa lā tukallimūn(i).
Dia (Allah) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”
innahū kāna farīqum min ‘ibādī yaqūlūna rabbanā āmannā fagfir lanā warḥamnā wa anta khairur-rāḥimīn(a).
Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, Engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik.”
fattakhażtumūhum sikhriyyan ḥattā ansaukum żikrī wa kuntum minhum taḍḥakūn(a).
Lalu kamu jadikan mereka buah ejekan, sehingga kamu lupa mengingat Aku, dan kamu (selalu) menertawakan mereka,
innī jazaituhumul-yauma bimā ṣabarū, annahum humul-fā'izūn(a).
sesungguhnya pada hari ini Aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
qāla kam labiṡtum fil-arḍi ‘adada sinīn(a).
Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
qālū labiṡnā yauman au baḍa yaumin fas'alil-‘āddīn(a).
Mereka menjawab, “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada mereka yang menghitung.”
qāla il labiṡtum illā qalīlal lau annakum kuntum ta‘lamūn(a).
Dia (Allah) berfirman, “Kamu tinggal (di bumi) hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui.”
afa ḥasibtum annamā khalaqnākum ‘abaṡaw wa annakum ilainā lā turja‘ūn(a).
Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
fa ta‘ālallāhul-malikul-ḥaqq(u), lā ilāha illā huw(a), rabbul-‘arsyil-karīm(i).
Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) ‘Arsy yang mulia.
wa may yad‘u ma‘allāhi ilāhan ākhara lā burhāna lahū bih(ī), fa innamā ḥisābuhū ‘inda rabbih(ī), innahū lā yufliḥul-kāfirūn(a).
Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, padahal tidak ada suatu bukti pun baginya tentang itu, maka perhitungannya hanya pada Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan beruntung.
wa qur rabbigfir warḥam wa anta khairur-rāḥimīn(a).
Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”