Al-Furqan - الفرقان
Pembeda - 77 ayat - Mekahtabārakal-lażī nazzalal-furqāna ‘alā ‘abdihī liyakūna lil-‘ālamīna nażīrā(n).
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).
allażī lahū mulkus-samāwāti wal-arḍi wa lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahū syarīkun fil-mulki wa khalaqa kulla syai'in fa qaddarahū taqdīrā(n).
Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
wattakhażū min dūnihī ālihatal lā yakhluqūna syai'aw wa hum yukhlaqūna wa lā yamlikūna li'anfusihim ḍarraw wa lā naf‘aw wa lā yamlikūna mautaw wa lā ḥayātaw wa lā nusyūrā(n).
Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka (tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.
wa qālal-lażīna kafarū in hāżā illā ifkuniftarāhu wa a‘ānahū ‘alaihi qaumun ākharūn(a), fa qad jā'ū ẓulmaw wa zūrā(n).
Dan orang-orang kafir berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh dia (Muhammad), dibantu oleh orang-orang lain,” Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar.
wa qālū asāṭīrul-awwalīnaktatabahā fa hiya tumlā ‘alaihi bukrataw wa aṣīlā(n).
Dan mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.”
qul anzalahul-lażī ya‘lamus-sirra fis-samāwāti wal-arḍ(i), innahū kāna gafūrar raḥīmā(n).
Katakanlah (Muhammad), “(Al-Qur'an) itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
wa qālū mā lihāżar-rasūli ya'kuluṭ-ṭa‘āma wa yamsyī fil-aswāq(i), lau lā unzila ‘alaihi malakun fa yakūna ma‘ahū nażīrā(n).
Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia,
au yulqā ilaihi kanzun au takūnu lahū jannatuy ya'kulu minhā, wa qālaẓ-ẓālimūna in tattabi‘ūna illā rajulam masḥūrā(n).
atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan atau (mengapa tidak ada) kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.”
unẓur kaifa ḍarabū lakal-amṡāla fa ḍallū falā yastaṭī‘ūna sabīlā(n).
Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan tentang engkau, maka sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).
tabārakal-lażī in syā'a ja‘ala laka khairam min żālika jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), wa yaj‘al laka quṣūrā(n).
Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia jadikan bagimu yang lebih baik daripada itu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan Dia jadikan (pula) istana-istana untukmu.
bal każżabū bis-sā‘ah(ti), wa a‘tadnā liman każżaba bis-sā‘ati sa‘īrā(n).
Bahkan mereka mendustakan hari Kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari Kiamat.
iżā ra'athum mim makānim ba‘īdin sami‘ū lahā tagayyuẓaw wa zafīrā(n).
Apabila ia (neraka) melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena marahnya.
wa iżā ulqū minhā makānan ḍayyiqam muqarranīna da‘au hunālika ṡubūrā(n).
Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana berteriak mengharapkan kebinasaan.
lā tad‘ul-yauma ṡubūraw wāḥidaw wad‘ū ṡubūran kaṡīrā(n).
(Akan dikatakan kepada mereka), “Janganlah kamu mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang berulang-ulang.”
qul ażālika khairun am jannatul-khuldil-latī wu‘idal-muttaqūn(a), kānat lahum jazā'aw wa maṣīrā(n).
Katakanlah (Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan, dan tempat kembali bagi mereka?”
lahum fīhā mā yasyā'ūna khālidīn(a), kāna ‘alā rabbika wa‘dam mas'ūlā(n).
Bagi mereka segala yang mereka kehendaki ada di dalamnya (surga), mereka kekal (di dalamnya). Itulah janji Tuhanmu yang pantas dimohonkan (kepada-Nya).
wa yauma yaḥsyuruhum wa mā ya‘budūna min dūnillāhi fa yaqūlu a'antum aḍlaltum ‘ibādī hā'ulā'i am hum ḍallus-sabīl(a).
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka bersama apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), “Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?”
qālū subḥānaka mā kāna yambagī lanā an nattakhiża min dūnika min auliyā'a wa lākim matta‘tahum wa ābā'ahum ḥattā nasuż-żikr(a), wa kānū qaumam būrā(n).
Mereka (yang disembah itu) menjawab, “Mahasuci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, sehingga mereka melupakan peringatan; dan mereka kaum yang binasa.”
faqad każżabūkum bimā taqūlūn(a), famā tastaṭī‘ūna ṣarfaw wa lā naṣrā(n), wa may yaẓlim minkum nużiqhu ‘ażāban kabīrā(n).
Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barangsiapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami timpakan kepadanya rasa azab yang besar.
wa mā arsalnā qablaka minal-mursalīna illā innahum laya'kulūnaṭ-ṭa‘āma wa yamsyūna fil aswāq(i), wa ja‘alnā ba‘ḍakum liba‘ḍin fitnah(tan), ataṣbirūn(a), wa kāna rabbuka baṣīrā(n).
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.
wa qālal-lażīna lā yarjūna liqā'anā lau lā unzila ‘alainal-malā'ikata au narā rabbanā, laqadistakbarū fī anfusihim wa ‘atau ‘utuwwan kabīrā(n).
Dan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata, “Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sungguh, mereka telah menyombongkan diri mereka dan benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan kezaliman).
yauma yaraunal-malā'ikata lā busyrā yauma'iżil lil-mujrimīna wa yaqūlūna ḥijram maḥjūrā(n).
(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata, “Hijran mahjura.”
wa qadimnā ilā mā ‘amilū min ‘amalin fa ja‘alnāhu habā'am manṡūrā(n).
Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.
aṣḥābul-jannati yauma'iżin khairum mustaqarraw wa aḥsanu maqīlā(n).
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya.
wa yauma tasyaqqaqus-samā'u bil-gamāmi wa nuzzilal-malā'ikatu tanzīlā(n).
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang.
al-mulku yauma'iżinil-ḥaqqu lir-raḥmān(i), wa kāna yauman ‘alal-kāfirīna ‘asīrā(n).
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir.
wa yauma ya‘aḍḍuẓ-ẓālimu ‘alā yadaihi yaqūlu yā laitanittakhażtu ma‘ar-rasūli sabīlā(n).
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul.
yā wailatā laitanī lam attakhiż fulānan khalīlā(n).
Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),
laqad aḍallanī ‘aniż-żikri ba‘da iż jā'anī, wa kānasy-syaiṭānu lil-insāni khażūlā(n).
sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”
wa qālar-rasūlu yā rabbi inna qaumittakhażū hāżal-qur'āna mahjūrā(n).
Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.”
wa każālika ja‘alnā likulli nabiyyin ‘aduwwam minal-mujrimīn(a), wa kafā birabbika hādiyaw wa naṣīrā(n).
Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.
wa qālal-lażīna kafarū lau lā nuzzila ‘alaihil-qur'ānu jumlataw wāḥidatan - każālika - linuṡabbita bihī fu'ādaka wa rattalnāhu tartīlā(n).
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar).
wa lā ya'tūnaka bimaṡalin illā ji'nāka bil-ḥaqqi wa aḥsana tafsīrā(n).
Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik.
allażīna yuḥsyarūna ‘alā wujūhihim ilā jahannam(a), ulā'ika syarrum makānaw wa aḍallu sabīlā(n).
Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahanam dengan diseret wajahnya, mereka itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.
wa laqad ātainā mūsal-kitāba wa ja‘alnā ma‘ahū akhāhu hārūna wazīrā(n).
Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu).
fa qulnażhabā ilal-qaumil-lażīna każżabū bi'āyātinā, fa dammarnāhum tadmīrā(n).
Kemudian Kami berfirman (kepada keduanya), “Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami.” Lalu Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya.
wa qauma nūḥil lammā każżabur-rusula agraqnāhum wa ja‘alnāhum lin-nāsi āyah(tan), wa a‘tadnā liẓ-ẓālimīna ‘ażāban alīmā(n).
Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkam mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;
wa ‘ādaw wa ṡamūda wa aṣḥābar-rassi wa qurūnam baina żālika kaṡīrā(n).
dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan samud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu.
wa kullan ḍarabnā lahul-amṡāl(a), wa kullan tabbarnā tatbīrā(n).
Dan masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya.
wa laqad atau ‘alal-qaryatil-latī umṭirat maṭaras-sau'(i), afalam yakūnū yaraunahā, bal kānū lā yarjūna nusyūrā(n).
Dan sungguh, mereka (kaum musyrik Mekah) telah melalui negeri (Sodom) yang (dulu) dijatuhi hujan yang buruk (hujan batu). Tidakkah mereka menyaksikannya? Bahkan mereka itu sebenarnya tidak mengharapkan hari kebangkitan.
wa iżā ra'auka iy yattakhiżūnaka illā huzuwā(n), ahāżal-lażī ba‘aṡallāhu rasūlā(n).
Dan apabila mereka melihat engkau (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?
in kāda layuḍillunā ‘an ālihatinā lau lā an ṣabarnā ‘alaihā, wa saufa ya‘lamūna ḥīna yaraunal-‘ażāba man aḍallu sabīlā(n).
Sungguh, hampir saja dia menyesatkan kita dari sesembahan kita, seandainya kita tidak tetap bertahan (menyembah)nya.” Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya.
ara'aita manittakhaża ilāhahū hawāh(u), afa anta takūnu ‘alaihi wakīlā(n).
Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?
am taḥsabu anna akṡarahum yasma‘ūna au ya‘qilūn(a), in hum illā kal-an‘āmi bal hum aḍallu sabīlā(n).
Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya.
alam tara ilā rabbika kaifa maddaẓ-ẓill(a), wa lau syā'a laja‘alahū sākinā(n), ṡumma ja‘alnasy-syamsa ‘alaihi dalīlā(n).
Tidakkah engkau memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang; dan sekiranya Dia menghendaki, niscaya Dia jadikannya (bayang-bayang itu) tetap, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk,
Ṡumma qabaḍnā ilainā qabḍay yasīrā(n).
kemudian Kami menariknya (bayang-bayang itu) kepada Kami sedikit demi sedikit.
wa huwal-lażī ja‘ala lakumul-laila libāsaw wan-nauma subātaw wa ja‘alan-nahāra nusyūrā(n).
Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.
wa huwal-lażī arsalar-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih(ī), wa anzalnā minas-samā'i mā'an ṭahūrā(n).
Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih,
linuḥyiya bihī baldatam maitaw wa nusqiyahū mimmā khalaqnā an‘āmaw wa anāsiyya kaṡīrā(n).
agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus), dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak.
wa laqad ṣarrafnāhu bainahum liyażżakkarū, fa abā akṡarun-nāsi illā kufūrā(n).
Dan sungguh, Kami telah mempergilirkan (hujan) itu di antara mereka agar mereka mengambil pelajaran; tetapi kebanyakan manusia tidak mau (bersyukur), bahkan mereka mengingkari (nikmat).
wa lau syi'nā laba‘aṡnā fī kulli qaryatin nażīrā(n).
Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami utus seorang pemberi peringatan pada setiap negeri.
falā tuṭi‘il-kāfirīna wa jāhidhum bihī jihādan kabīrā(n).
Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya (Al-Qur'an) dengan (semangat) perjuangan yang besar.
wa huwal-lażī marajal-baḥraini hāżā ‘ażbun furātuw wa hāżā milḥun ujāj(un), wa ja‘ala bainahumā barzakhaw wa ḥijram maḥjūrā(n).
Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.
wa huwal-lażī khalaqa minal-mā'i basyaran fa ja‘alahū nasabaw wa ṣihrā(n), wa kāna rabbuka qadīrā(n).
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.
wa ya‘budūna min dūnillāhi mā lā yanfa‘uhum wa lā yaḍurruhum, wa kānal-kāfiru ‘alā rabbihī ẓahīrā(n).
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan bencana kepada mereka. Orang-orang kafir adalah penolong (setan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya.
wa mā arsalnāka illā mubasysyiraw wa nażīrā(n).
Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan.
qul mā as'alukum ‘alaihi min ajrin illā man syā'a ay yattakhiża ilā rabbihī sabīlā(n).
Katakanlah, “Aku tidak meminta imbalan apa pun dari kamu dalam menyampaikan (risalah) itu, melainkan (mengharapkan agar) orang-orang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.”
wa tawakkal ‘alal-ḥayyil-lażī lā yamūtu wa sabbiḥ biḥamdih(ī), wa kafā bihī biżunūbi ‘ibādihī khabīrā(n).
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya,
allażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa mā bainahumā fī sittati ayyāmin ṡummastawā ‘alal-‘arsy(i), ar-raḥmānu fas'al bihī khabīrā(n).
yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pengasih, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui (Muhammad).
wa iżā qīla lahumusjudū lir-raḥmāni qālū wa mar-raḥmānu anasjudu limā ta'murunā wa zādahum nufūrā(n).
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kepada Yang Maha Pengasih”, mereka menjawab, “Siapakah yang Maha Pengasih itu? Apakah kami harus sujud kepada Allah yang engkau (Muhammad) perintahkan kepada kami (bersujud kepada-Nya)?” Dan mereka makin jauh lari (dari kebenaran).
tabārakal-lażī ja‘ala fis-samā'i burūjaw wa ja‘ala fīhā sirājaw wa qamaram munīrā(n).
Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar.
wa huwal-lażī ja‘alal-laila wan-nahāra khilfatal liman arāda ay yażżakkara au arāda syukūrā(n).
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.
wa ‘ibādur-raḥmānil-lażīna yamsyūna ‘alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilūna qālū salāmā(n).
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,”
wal-lażīna yabītūna lirabbihim sujjadaw wa qiyāmā(n).
dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.
wal-lażīna yaqūlūna rabbanaṣrif ‘annā ‘ażāba jahannam(a), inna ‘ażābahā kāna garāmā(n).
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,”
innahā sā'at mustaqarraw wa muqāmā(n).
sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.
wal-lażīna iżā anfaqū lam yusrifū wa lam yaqturū wa kāna baina żālika qawāmā(n).
Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar,
wal-lażīna lā yad‘ūna ma‘allāhi ilāhan ākhara wa lā yaqtulūnan nafsal-latī ḥarramallāhu illā bil-ḥaqqi wa lā yaznūn(a), wa may yaf‘al żālika yalqa aṡāmā(n).
dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,
yuḍā‘af lahul-‘ażābu yaumal-qiyāmati wa yakhlud fīhī muhānā(n).
(yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
illā man tāba wa āmana wa ‘amila ‘amalan ṣāliḥan fa ulā'ika yubaddilullāhu sayyi'ātihim ḥasanāt(in), wa kānallāhu gafūrar raḥīmā(n).
kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
wa man tāba wa ‘amila ṣāliḥan fa innahū yatūbu ilallāhi matābā(n).
Dan barangsiapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.
wal-lażīna yasyhadūnaz-zūr(a), wa iżā marrū bil-lagwi marrū kirāmā(n).
Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya,
wal-lażīna iżā żukkirū bi'āyāti rabbihim lam yakhirrū ‘alaihā ṣummaw wa ‘umyānā(n).
dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta,
wal-lażīna yaqūlūna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a‘yuniw waj‘alnā lil-muttaqīna imāmā(n).
Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
ulā'ika yujzaunal-gurfata bimā ṣabarū wa yulaqqauna fīhā taḥiyyataw wa salāmā(n).
Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.
khālidīna fīhā, ḥasunat mustaqarraw wa muqāmā(n).
Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.
qul mā ya‘ba'u bikum rabbī lau lā du‘ā'ukum, faqad każżabtum fa saufa yakūnu lizāmā(n).
Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik), “Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena ibadahmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadah kepada-Nya), padahal sungguh, kamu telah mendustakan-Nya? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu).”